[googlea7da1f96755e4619.html] CERPEN ANAK SD: KEUNTUNGAN SIKAP JUJUR - CERITA BUDI PEKERTI

CERPEN ANAK SD: KEUNTUNGAN SIKAP JUJUR


sumber: statik.tempo.co
Restu Bumi adalah siswa berprestasi di kelas enam SD Negeri 1 Hanjuang. Dia sering mewakili sekolahnya dalam berbagai perlombaan. Terakhir, prestasi yang diraihnya adalah menjuarai lomba menulis cerita tentang sekolah tingkat provinsi akhir bulan lalu. Selain itu, dia juga merupakan murid yang baik. Teman-temannya sangat senang bisa berteman dengannya. Namun, dia berasal dari keluarga yang tidak berkecukupan. Ayahnya bekerja sebagai tukang ojek yang berpenghasilan tidak menentu. Ibunya sudah meninggal karena serangan jantung ketika bekerja sebagai pencuci piring di rumah makan milik abang Husein. Tapi, hal itu tidak pernah membuatnya pesimis dan lemah untuk mempertahankan prestasinya.

Hari ini Bumi –begitu dia dipanggil- termenung sedih karena surat informasi biaya tambahan untuk perpisahan ke Pangandaran yang dibagikan oleh bu Neneng bukan merupakan kabar gembira baginya.

Dia ingin ikut perpisahan itu. Tapi, keadaannya tidak memungkinkan. Dia hanya punya tabungan sedikit untuk membayarnya.

“Assalamualaikum” Tiba-tiba suara ayahnya muncul di balik pintu menyeruak masuk ke dalam rumah.

“Waalaikum salam” Bumi menjawab salam dan segera mencium tangan ayahnya itu.

Bumi menyodorkan surat itu. Ayahnya menanggapinya dengan tersenyum dan berjanji akan mencari uang tambahan itu. Bumi pun mengucapkan terima kasih sambil memeluknya. Sebenarnya, Bumi tahu ayahnya sangat kesulitan untuk memenuhinya. Oleh karena itu Bumi memutuskan untuk bekerja apapun yang bisa dia kerjakan asalkan halal baginya. Ayahnya sering mengajarkan kepadanya tentang harta haram yang menjadi daging dalam tubuh kita akan dibakar dalam neraka.

Setelah mencari pekerjaan yang sesuai dengannya, ia mendapatkan pekerjaan di warung surabi mang Unang. Siang itu ramai sekali orang yang makan surabi di tempat mang Unang. Bumi mulai bekerja dengan mengambil piring kotor bekas para pelanggan. Dia lap meja yang kotor terkena cipratan kuah surabi. Dia bekerja dengan sungguh-sungguh. Ayahnya sering bilang bahwa budaya orang sunda itu giat bekerja dan sungguh-sungguh.

Di tengah perkerjaannya Bumi menemukan dompet hitam. Ukurannya cukup besar, tergeletak begitu saja di meja nomor dua. Dia segera mengamankannya untuk dikembalikan pada pemiliknya. Dia simpan dompet itu di meja dapur.

Setelah selesai bekerja, Bumi menunggu pemilik dompet yang dia temukan. Dia tidak membukanya karena dompet itu bukan miliknya. Namun, hingga petang pemilik dompet itu belum juga mengambilnya. Bumi berpikir harus segera mengembalikannya. Dia buka dompet itu untuk mencari identitas pemiliknya. Dia kaget melihat isi dompet itu. Uang cash yang ada di dalamnya lebih dari cukup untuk membayar biaya tambahan perpisahan ke Pangandarankarta dan satu handphone pintar keluaran terbaru.

Mang Unang yang mengetahui hal itu, memaksa Bumi untuk membagi dua isi dompet. Tapi Bumi menolaknya karena dompet itu adalah amanah baginya. Mang Unang mengancam tidak akan memberikannya lagi pekerjaan jika dia tidak mau membagi dua isi dompet itu. Bumi segera lari menghindari warung surabi mang Unang. Dia tidak mempedulikan ancaman mang Unang. Dia segera mencari sebuah alamat atas nama Ibu Sherly. KTP yang dia temukan di dalam dompet itu menuntunnya. Dia memilih berjalan kaki untuk mencarinya. Walaupun uang yang ada di dalam dompet itu cukup untuk membayar jasa taksi.

Di tengah perjalanan dia sempatkan diri untuk shalat maghrib kemudian berdoa dan meminta tolong pada Allah agar usahanya menemukan alamat pemilik dompet itu dipermudah. Setelah shalat dia lanjutkan perjalanan. Tak terasa dia sudah berjalan jauh puluhan kilo meter. Kakinya sudah terasa lelah. Terlebih dia belum makan. Dompet yang ada di tangannya itu adalah amanah yang harus disampaikan utuh kepada pemiliknya.

Setelah berjalan jauh akhirnya dia menemukan alamat yang dicarinya. Dia hanya melongo menatap rumah pemilik dompet itu. Rumahnya besar. Di halamannya terparkir dua mobil. Dia menekan tombol bel yang terpasang di sisi gerbang. Setelah Bumi menjelaskan maksud kedatangannya, dia dipersilahkan masuk.

“Kamu menemukan dompet Ibu yah. Terima kasih nak. Ibu tidak sadar jika dompet itu tertinggal. Terima kasih sekali lagi” Kata ibu Sherly berterima kasih pada Bumi. Bu Sherly adalah Seorang pengusaha muda, wajahnya cantik, matanya sipit, rambutnya pendek sebahu profesinya sebagai pengusaha toko sepatu di daerah Cimahi.

“Iyah bu sama-sama, tadi saya menemukan dompet ini tergeletak di meja nomor dua warung surabi mang Unang” Kata Bumi sambil menyodorkan dompet pada pemiliknya.

Ibu Sherly memeriksa dompetnya, dia kaget karena isinya tak berkurang sama sekali. Ibu Sherly menawarinya makan. Namun, Bumi tidak mau. Dia harus segera pulang karena khawatir ayahnya mencari. Ibu Sherly menawarinya untuk mengantar pulang. Bumi pun mengangguk malu-malu. Sesampainya di rumah, Bumi segera menemui ayahnya dan meminta maaf karena pulang malam.

Ayahnya hendak marah padanya. Namun, Ibu Sherly menjelaskan alasan Bumi pulang terlambat. Ayahnya baru mengetahui bahwa bumi bekerja di warung surabi mang Unang. Kemudian ayahnya bertanya alasan Bumi bekerja. “Aku ingin mencari tambahan uang untuk mengikuti perpisahan ke Pangandaran yah” Jawab Bumi polos.

Ayahnya benar-benar bangga pada apa yang telah dilakukannya. Dia mau berusaha keras untuk keinginannya tanpa merepotkan orang lain. Didikan ayahnya tentang kejujuran berhasil membuat Bumi menjadi anak yang berjiwa amanah.

Pada hari terakhir pendaftaran acara perpisahan, bumi hanya bisa tertunduk. Dia tidak mampu melunasi biaya tambahan perpisahan. Namun, Bu Neneng mengumumkan bahwa semua anak kelas enam akan diberangkatkan ke Pangandaran gratis tanpa biaya tambahan. Uang yang sudah terkumpul akan dikembalikan pada setiap siswa sebagai uang saku selama perpisahan di Pangandaran. Bumi benar-benar kaget mendengarnya.

“Semua ini adalah sumbangan dari seorang dermawan yang telah ditolong oleh salah satu murid sekolah kita. Orang itu sangat berterima kasih pada penolongnya” Kata bu Neneng menjelaskan. “ Semua siswa harus mencontoh perilaku jujurnya dan berterima kasih padanya”

Para siswa bergemuruh penasaran siapa siswa yang dimaksud itu. Bumi hanya menunduk malu. Sebentar lagi pasti namanya disebutkan.

Siswa itu adalah Restu Bumi” Bu Neneng mengumumkan nama siswa tersebut. Semua siswa menoleh pada Bumi yang tertunduk dan merangkulnya berterima kasih. Berkat kejujurannya, dia menolong dirinya sendiri dan membantu semua temannya. Dia terus menunduk dan terharu.


Allah akan menolong orang yang berbuat baik pada sesama makhluknya. Janji Allah itu pasti

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "CERPEN ANAK SD: KEUNTUNGAN SIKAP JUJUR"

Post a Comment