Kehidupan manusia yang sedang mengalami
kemunduran seperti anak panah yang ditarik mundur sekuat tenaga untuk
dilepaskan menuju target dengan cepat dan akurat.
sumber: http://annida-online.com/ |
Seperti kita ketahui salah satu olah raga yang
dianjurkan Rasulullah saw. adalah memanah, berdasarkan hadis nabi “Memanah dan
berkudalah, dan memanah lebih aku sukai dari pada berkuda.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Hadits ini
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Tidak ada sunnah dari Rasul yang sia-sia, seringan
apapun sunnah itu banyak hikmah yang terkandung di dalamnya. Sunnah memanah misalnya, selain melatih fokus dan sabar, memanah mempunyai
banyak pelajaran di dalamnya. Termasuk pelajaran hidup yang filosofinya
mirip dengan kegiatan olah raga panahan.
Kehidupan manusia tidak selamanya dalam
kondisi yang sama, kadang suka, kadang duka, terkadang mengalami kemajuan,
namun terkadang juga mengalami kemunduran. Kemajuan yang dirasakan terkadang
membuat manusia bahagia tiada terkira bahkan lupa kepada Allah. Begitupun
Kemunduran yang dirasakan terkadang membuat manusia sedih dan nestapa,
meratapinya seakan-akan dunia ini sudah berakhir. Relaitas yang terjadi jauh dari harapan yang diidam-idamkan.
Dalam kondisi ini, manusia layaknya sebuah
anak panah yang sedang dipasang dibusur, ditarik mundur sejauh mungkin untuk
mencapai target yang jauh juga. percayalah akan datang suatu saat kemunduran
itu menjadi tenaga yang kuat untuk melesat cepat meraih kesuksesan hidup dunia
dan akhirat. seperti tokoh-tokoh dunia yang melejit namanya setelah mengalami
pahitnya hidup, kemunduran serta penderitaan. Soekarno misalnya beberapa kali
dia diasingkan namun dia kembali dengan semangat yang baru dan membawa bangsa
ini menuju kemerdekaan. Dr ‘Aidh Alqarny pernah difitnah sehingga dipenjara,
namun dia keluar menghasilkan karya yang luar biasa dan bisa mengantanya menuju
kesuksesan. KH. Hasyim ‘Asyari yang dipenjara oleh penjajah untuk kemudian
kembali dengan semangat yang baru dan namanya terkenang sampai sekarang.
Allah menempatkan manusia layaknya anak panah,
Allah menyiapkan manusia dalam kemunduran. Kemunduran yang disesuaikan dengan
target yang akan diraih, jika dekat kemundurannya targetnya pun tak terlalu
jauh, namun jika targetnya jauh, maka tarikannya pun akan mundur lebih jauh
untuk kemudian dilepaskan dari busur dengan cepat. Dorongan yang kuat dan fokus
yang pasti terbaik akan menghasilkan kaurasi yang tinggi. Targetpun dapat dikenai
tepat akurat. Semakin Allah kuat menarik dalam kemunduran maka percayalah
semakin cepat pula manusia melesat menuju target. Namun, ada akalanya Allah
mendiamkan manusia istirahat dari hal apapun layaknya anak panah yang
disarungkan dalam kantungnya.
Maka bersabarlah jika manusia hidup dalam
keadaan mundur, berbaik sangkalah pada Allah. Dalam keadaan ini sikap terbaik
manusia adalah berbaik sangka bahwa Allah sedang menarik mundur manusia
sekuat-kuatnya tarikan untuk dilepaskan dengan cepat dan akurat menuju target
yang jauh melampaui target yang manusia bayangkan dan percayalah itu yang
terbaik untuk manusia.
Begitu pula jika manusia melihat temannya,
saudaranya, dan bahkan orang lain yang bukan siapa-siapanya mengalami
kemunduran seperti ini, jangan terlalu cepat menghakiminya. Mengatakan padanya
“kau telah habis” atau “pantas dia seperti itu, mungkin banyak dosa”. Sebaiknya
manusia mengambil sikap untuk menjadi pendukungnya karena temannya sedang
dimundurkan, dengan cara seperti itu manusia berkontribusi menjaga temannya
agar tidak terputus dari rahmat Allah swt.
Maka dari itu tetaplah bersabar, semangat,
ikhtiar terus jangan pernah patah arang serta istiqomahlah dalam jalan Allah.
Berdoa kepada Allah memohon pertolongan dan bimbingannya niscaya Allah akan memberikan
manusia jalan lebih baik dari apa yang manusia mohonkan. Amin
Belum ada tanggapan untuk "MEMANAH: RAHASIA MEMANAH DALAM KEHIDUPAN"
Post a Comment